Saat SD, selain
main perang-perangan, Radit, Dodo, dan Bahri juga suka berjemur di atas mobil
tua warna merah yang sering diparkir di pinggir sungai samping kompleks.
Formasinya selalu sama: Bahri dan Radit tiduran di atap mobil, sedangkan Dodo,
seperti biasa, agak terbuang, di atas bagasi.
Kadang Radit,
Dodo, dan Bahri tiduran selama setengah jam. Kadang, kalau cuaca lagi sangat
terik, bisa sampai dua jam. Kalau cuacanya lagi sejuk dan tidak terlalu terik,
Radit, Dodo, dan Bahri biasanya sama-sama menatap ke arah matahari, memandang
langit sambil tiduran. Kalau sudah bagini, Bahri menaruh kedua tangannya di
belakang kepala, sambil tiduran dia berkata,
'Rasanya kayak di Miami, ya?'
'Iya,' jawab Radit.
'Iya,' jawab Dodo.
Pertemanan
mereka berjalan dengan menyenangkan layaknya pertemanan anak-anak kecil pada
umumnya. Namun seiring dengan berjalannya pertemanan mereka, ada sebuah
perselisihan yang membuat mereka bertiga akhirnya harus berpisah.
Menjelang
2010 Radit berkenalan dengan seorang cewek yang tomboi bernama Deska berjalan
mulus, dia jago main tombak. Radit pun berubah total semenjak kedekatannya
dengan cewek tomboi tersebut. Namun ternyata, ujung dari kedekatan itu sama
sekali tidak seperti yang diharapkan.
Di
sela kesibukannya, saat Raditya Dika merasa kesepian, dia berusaha untuk
mencari hewan yang cocok untuk dipelihara. Akhirnya dia pun setuju untuk
memelihara kucing. Pergi kesana kesini pindah-pindah peternakan dengan candaan
humor yang menemani Radit untuk menemukan kucing yang tepat.
Karena
kesepian suatu hari Radit mencari cewek via internet, atau lebih tepatnya
melalui aplikasi tinder. Setelah basa-basi sedikit dengan cewek tersebut,
mereka berdua pun sepakat untuk betemu. Ternyata, pertemuan tersebut sangat
berbeda dengan apa yang diharapkan oleh Radit. Cewek yang ditemui oleh Radit
ternyata juga berbeda. Perempuan Tanpa Nama. Radit kembali menceritakan
pengalaman patah hatinya. Patah hati yang tidak biasa, yaitu disebabkan oleh
perempuan tanpa nama.
Tahun
2010 Raditya Dika Menciptakan Miko, lika-liku dalam menciptakan serial Malam
Minggu Miko mulai dari awal sampai serial tersebut difilmkan. Banyak sekali
manis dan pahit yang dialami oleh Radit dalam menciptakan karya Malam Minggu
Miko tersebut.
Kembali ke masa SMP Radit yang saat itu ikut ekskul PMR, Radit dan temannya
sering dikerjai kakak kelasnya. Saat sudah menjadi senior teman Radit berniat
untuk balas dendam dengan juniornya. Namun apes, bukannya keren malah tambah
jelek.
Pengalaman
pada tahun 2004, Radit dan temannya Trisna yang mengidolakan Harry Potter yang
tidak wajar. Trisna tersebut telah belajar sebuah pelajaran penting dari patah
hati yang dia alami. Yang tentunya mengubah cara pandangnya terhadap cinta.
Kembali ke tahun 2003 Radit menceritakan pengalamannya dengan sang pacar yang berhubungan jarak waktu itu. Awalnya hubungan
mereka berdua berjalan baik-baik saja. Tapi seiring berjalannya waktu, seperti
hubungan relationship pada umumnya yang kemungkinan besar akan gagal, si pacar
akhirnya ketemu dengan seseorang. Dan disitulah Raditya Dika kembali mengalami
patah hati terhebatnya.
Pertemuannya kembali dengan
mantan pacarnya yang telah membuat dia mengalami patah hati yang terhebat.
Mantannya mengaku menyesal telah memutuskannya dahulu dan menceritakan
bahwa dia yang sekarang sudah beda. Tapi mendengarkan penyesalan tersebut,
Radit pun justru malah menanggapi dengan cara yang berbeda. Cara yang lebih
dewasa. Radit terinspirasi dari kisah Koala yang
bermigrasi dari hutan tempat ia tinggal. Namun, saat ia kembali, hutan yang
pernah menjadi rumahnya ditebang, diratakan dengan tanah oeh penebang liar.
Sama seperti kisah patah hati terhebat Raditya Dika, yang membuat Radit memilih
judul novel ini.
1 komentar:
kocak radit mah. kwkkw.. maju teruss..!